Rabu, 24 September 2008

Sejarah perkembangan komputer dan alat hitung

Sempoa adalah sederetan poros berisi manik-manik yang bisa digeser-geserkan. Sempoa digunakan untuk melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan akar kuadrat.
Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya sistem bilangan Hindu Arab dan sampai sekarang masih digunakan pedagang di berbagai belahan dunia seperti di Tiongkok.

Sempoa sering digunakan sebagai alat hitung bagi tuna netra karena manik-manik pada sempoa dapat dengan mudah dirasakan dengan jari-jari. Sehelai kain lembut atau selembar karet biasanya diletakkan dibawah sempoa untuk mencegah manik-manik bergerak secara tidak sengaja.

Sejarah
Asal-usul sempoa sulit dilacak karena alat hitung yang mirip-mirip sempoa banyak dikenal di berbagai kebudayaan di dunia. Konon sempoa sudah ada di Babilonia dan di Tiongkok sekitar tahun 2400 SM dan 300 SM. Orang zaman kuno menghitung dengan membuat garis-garis dan meletakkan batu-batu di atas pasir yang merupakan bentuk awal dari berbagai macam variasi sempoa.
Dalam bahasa Inggris, sempoa dikenal dengan nama abacus. Penggunaan kata abacus sudah dimulai sejak tahun 1387, meminjam kata dalam bahasa Latin abakos yang berasal dari kata abax yang dalam bahasa Yunani berarti "tabel perhitungan." Dalam bahasa Yunani, kata abax juga berarti tabel untuk menggambar bentuk-bentuk geometris di atas debu atau pasir. Ahli linguistik berspekulasi bahwa kata abax berasal dari kata ābāq yang dalam bahasa Ibrani yang berarti "debu." Pendapat lain mengatakan abacus berasal dari kata abak yang dalam keluarga bahasa Fenisia berarti "pasir."



kemudia muncul komputer ABC, Pionir Komputer Digital yang Terlupakan
Kebanyakan orang mengenal sejarah komputer yang pertama kali dibuat
adalah ENIAC. Komputer ENIAC, yang merupakan komputer elektronik yang
mempunyai bobot seberat 30 ton, panjang 30 m dan tinggi 2.4 m dan
membutuhkan daya listrik 174 kilowatts. Padahal komputer digital
pertama sebenarnya adalah ABC (Atanasoff-Berry Computer). Namun
ketenarannya menjadi pudar setelah "diserobot" ENIAC. Bagaimana asal
mulanya?

Di era teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sekarang ini,
komputer termasuk salah satu peranti "wajib'' yang tak dapat
diabaikan. Kini peranti yang pada dasarnya hanya untuk membantu proses
berhitung (to compute) ini telah sangat ampuh dan multiguna.
Merampungkan pekerjaan kantor, menikmati musik dan film, hingga nge-
game dapat dilakukan menggunakan alat ini. Begitu pula menjelajah
internet dan bertukar data antar pengguna yang terpisah jarak ribuan
kilometer.

Kemampuan komputer yang beragam ini mungkin tak pernah terbayangkan
sebelumnya, termasuk oleh sang empu yang membuatnya kali pertama.
Adalah John Vincent Atanasoff, pionir teknologi komputer digital yang
hampir dilupakan orang. Kepeloporan fisikawan Amerika Serikat ini pada
teknologi komputer digital telah tertutup oleh gegap gempitanya
komputer raksasa ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Computer)
di era Perang Dunia II.

Nilai "A" Untuk Semua Bidang Studi

John Vincent Atanasoff (1903-1995), lahir 4 Oktober 1903 di Hamilton,
New York, namun dibesarkan di Brewster, Florida. Sejak kecil Atanasoff
telah menunjukkan ketertarikannya pada matematika. Anak seorang
insinyur listrik ini pun tak mengalami banyak hambatan saat mereguk
ilmu di bangku sekolah. Bahkan pendidikan menengahnya (setara SMA)
diselesaikannya dalam waktu dua tahun saja.

Selepas itu Atanasoff melenggang ke University of Florida untuk
menekuni bidang kelistrikan. Mungkin kekaguman pada sang ayah
melandasi pilihannya ini. Di usia 22, dia lulus dengan menggondol
gelar Bachelor of Science. Tak main-main, nilainya pun sempurna, A
untuk semua bidang studi.

Selanjutnya Atanasoff melanjutkan studi tingkat master di Iowa State
College. Di sini Atanasoff menekuni bidang matematika. Tak perlu waktu
panjang, Atanasoff merampungkan studinya hanya dalam waktu satu tahun.
Gelar master pun ia sabet di usianya yang ke-23 pada 1926.

Seakan tak puas, Atanasoff melanjutkan lagi studinya untuk mencapai
tingkat doktor. Kali ini fisika menjadi pilihannya. Selama empat tahun
Atanasoff berjuang meneliti seluk beluk helium. Akhirnya pada 1930,
dengan mengusung tesis berjudul ``The Dielectric Constant of Helium''
studi formalnya pun rampung. Gelar Ph.D. bidang fisika teori ia
peroleh di usia 27 dari University of Wisconsin.

Pengganti Kalkulator
Saat menempuh studi doktornya, Atanasoff sering kali merasa buntu
ketika harus menghitung menggunakan kalkulator mekanik. Meski termasuk
mesin hitung tercanggih di era itu, Atanasoff merasa bahwa harus ada
solusi lain untuk menggantikan kalkulator tersebut.

Pada 1936, Atanasoff berhasil membuat kalkulator analog. Alat ini
dibuatnya setelah mempelajari cara kerja kalkulator mekanik Monroe dan
mengkanibalnya serta menggabungkannya dengan tabung IBM. Alat hitung
analog ini dapat bekerja baik. Meski demikian, hal itu tak
memuaskannya.

Keterbatasan sistem mekanik dan analog membuat Atanasoff berpikir
untuk menggunakan pendekatan digital. Namun, ide ini ternyata tak
mudah dilaksanakan. Setelah hampir satu tahun mencoba
mengimplementasikan gagasannya, Atanasoff merasa menemukan jalan
buntu. Puncaknya terjadi saat musim dingin pada 1937.

Setelah penat berkutat di laboratorium, Atanasoff bermaksud
mendinginkan otaknya agar tak ``meledak'' hanya gara-gara buntu
pikiran. Ia pun segera mengambil mobilnya dan menyusuri jalan sambil
menyegarkan diri. Namun tak dinyana, saat berkendara itu ternyata
otaknya terus bekerja dan tak bisa berhenti memikirkan masalah yang
sedang dikerjakannya. Hingga tak terasa telah lebih dari 300 km
panjang jalan yang ditelusurinya.

Akhirnya Atanasoff memutuskan untuk berhenti di sebuah kedai. Di saat
sedang rileks itulah Atanasoff menerima "pencerahan' '. Berbagai ide
segar datang silih berganti menari-nari di otaknya. Salah satunya
adalah matematika binari dan logika Boolean. Solusi itu dianggapnya
pas untuk komputer digital yang sedang dirancangnya.

"Oleh-oleh'' berharga buah dari perjalanan ke Rock Island itu pun
segera dimatangkannya. Pada September 1939, Atanasoff mendapat
suntikan dana sebesar 650 dolar AS. Selain itu, ia pun mendapat
bantuan tenaga dan pikiran dari Clifford Berry, salah satu
mahasiswanya yang sama-sama gandrung akan solusi digital.

Komputer ABC

Atanasoff dan Berry segera mewujudkan komputer impian mereka pada
November 1939. Prototipe yang mereka buat ternyata dapat bekerja.
Atanasoff menamakan mesin hitung digitalnya itu dengan ABC. Kependekan
dari Atanasoff-Berry Computer.

Lebih dari sekadar dapat bekerja, ABC pun ternyata lebih unggul dari
mesin hitung lain yang ada saat itu. Ini dibuktikannya dengan mampu
menyelesaikan 29 persamaan linear secara bersamaan. Dibutuhkan waktu
yang lebih singkat untuk mendapatkan penyelesaiannya dari ABC
dibanding mesin hitung lain.

Namun, bila dibandingkan komputer modern saat ini, ABC sangatlah
"primitif''. Ia tak dilengkapi dengan CPU (central processing unit).
ABC hanya menggunakan tabung hampa (vacuum tube) untuk mempercepat
proses kalkulasi. Salah satu hal dari ABC yang tetap diterapkan pada
komputer modern adalah pemisahan memori dari bagian komputasi. Ini
seperti halnya memori DRAM sekarang.

Pada Desember 1940, dalam sebuah pertemuan ilmiah di Philadelphia,
Atanasoff berkenalan dengan John Mauchly. Mauchly termasuk salah
seorang pembicara yang tampil untuk mendemonstrasikan kalkulator
analog penganalisis data cuaca. Pada perkenalannya itu Atanasoff
menceritakan penemuan mesin ABC-nya pada Mauchly. Atanasoff pun
mengundang Mauchly untuk mengunjunginya di Iowa.

Selesai pertemuan, Atanasoff bersama Berry mampir di Washington untuk
mengunjungi kantor paten. Mereka mencoba meyakinkan kantor paten bahwa
konsep yang diterapkan pada ABC benar-benar yang pertama. Ternyata
benar! Meski demikian, keduanya tak segera mematenkan ABC.

"Diserobot" ENIAC

Meski ABC telah terbukti menjadi solusi alternatif untuk menggantikan
kalkulator, namun Atanasoff tak pernah sempat menyempurnakannya.
Panggilan negara yang membutuhkan tenaganya saat Perang Dunia
mengharuskannya meninggalkan Iowa. Mesin ABC yang berbobot ratusan
kilogram tak mungkin digotong ke tempat kerjanya yang baru di
Washington. Pengurusan paten ABC pun dipercayakannya kepada pegawai
administrasi di kampus Iowa. Namun, tampaknya hal ini tak pernah
dilaksanakan oleh sang pegawai.

Di sisi lain, Mauchly semakin sering mengunjungi Atanasoff. Kunjungan
itu dimulai pada 1941 dan Mauchly mendapat kesempatan melihat ABC. Ia
pun mendapat banyak ide dari Atanasoff. Sebagai sesama peneliti,
Atanasoff tentu senang mendiskusikan berbagai hal kepada Mauchly. Ia
pun tak pernah ragu mengungkap berbagai konsep brilian yang
dimilikinya. Namun, selama kunjungannya itu Mauchly tak pernah
menyebutkan kalau ia sedang mengerjakan suatu proyek komputer untuk
dirinya sendiri.

Belakangan Mauchly berhasil membuat ENIAC. Sebuah komputer raksasa
untuk Angkatan Darat AS. Atas karyanya ini, Mauchly tak pernah
menyebut Atanasoff sebagai sumber inspirasinya. Begitu pun kenyataan
bahwa Mauchly menyerap banyak ilmu dari Atanasoff. Pada akhirnya
masyarakat menjadi lebih mengenal ENIAC sebagai komputer digital
pertama, bukannya ABC.

Pertempuran di Pengadilan

Namun, rupanya kebenaran tak pernah bisa disembunyikan. Kepeloporan
Atanasoff pada solusi digital terungkap saat terjadi sengketa hak
paten ENIAC antara Honeywell Inc. dan Sperry Rand yang membeli hak
paten atas ENIAC dari Mauchly pada 1951. Pertempuran keduanya di
pengadilan baru tuntas pada 19 Oktober 1973 saat hakim menyatakan
bahwa paten atas ENIAC adalah tidak benar dan Mauchly (bersama J.
Presper Eckert) bukanlah pioner komputer digital elektronik. Selain
itu, hakim juga menyatakan bahwa Mauchly bukanlah pemilik ide yang
asli, tetapi mendapatkannya dari Dr John Vincent Atanasoff.

Meski keputusan itu secara tidak langsung ikut memberi "kemenangan"
pada Atanasoff, namun kebanyakan orang masih menganggap ENIAC sebagai
komputer digital pertama. Mungkin ini disebabkan karena persengketaan
itu kalah pamor dibandingkan kasus Watergate yang melibatkan Presiden
Nixon. ABC tetap tak banyak dikenal hingga Atanasoff tutup usia pada
15 Juni 1995.***

1 komentar:

nda mengatakan...

perlengkap lagi donk info ttg sejarah alat hitungnya..kan sayang klo cuma sgitu doank..

btw...ngelink yuk...